GEOGRAFI
Pengertian
Geografi
Kata geografi diambil dari bahasa Inggris 'geography'
yang merupakan turunan dari bahasa Yunani yaitu 'geo' yang berarti bumi dan
'graphien' yang berarti tulisan atau penjelasan. Ke dua kata tersebut kemudian
terbentuk menjadi 'geography' yang bisa di artikan secara istilah sebagai ilmu
bumi atau ilmu yang mempelajari tentang bumi.
Geografi
adalah ilmu tentang bumi. Begitu kira-kira yang saya ingat waktu belajar
geografi dulu. Menyenangkannya belajar geografi adalah mengenal lebih banyak
mengenai bumi. Ya walupun agak begitu rumit ketika masuk ke bahasa-bahasa
ilmiah yang menyangkut mengenai bumi, tapi saya suka belajar geografi. Bukan
karena gurunya yang cantik, hehehe, tapi juga seru mengenal bumi, memahami
fenomena alam yang terjadi, dan mengenal tempat-tempat eksotis yang ada di
seluruh dunia.
Pengertian
Menurut Para Ahli
Konsep
geografi telah ada sejak zaman dahulu kala. Bangsa Yunani Kuno telah berusaha
mendokumentasikan berbagai macam keterangan yang berkaitan dengan geografi.
Geograf pertama pada masa itu adalah Thales (640-546 SM). a telah menyibukkan
diri dengan berbagai penelitan dan menggali informasi geografi dengan melakukan
perjalanan ke berbagai tempat.
Langkah Thales diikuti oleh geograf Yunani lainnya. Sebut saja Herodotus
(485-425 SM) yang membuat geografi sekitar wilayah timur tengah, Phytheas yang
mengukur jarak matahari ke bumi dan yang paling fenomenal adalah Eratosthenes
(276-194 SM) yang mampu menghitung keliling bumi hanya berselisih 1% dari keliling
sebenarnya.
Berikut di bawah ini adalah kosep pengertian geografi dari beberapa ahli:
1. Immanuel Kant
Geografi adalah ilmu yang objek studinya adalah
benda-benda, hal-hal atau gejala-gejala yanb tersebar dalam wilayah di
permukaan Bumi.
2. Alexander von Humboldt
Alexander manyatakan bahwa gegorafi adalah studi
tentang pengaruh lingkungan alam terhadap manusia.
3. Karl
Ritter
Geografi merupakan suatu telaah Bumi sebagai tempat
hidup manusia. Hal-hal yang menjadi objek studi geografi adalah semua fenomena
di permukaan Bumi, baik organik maupun anorganik yang berkaitan dengan
kehidupan manusia.
4. Friederich Ratzel
Ratzel mengemukakan konsep geografi dalam bukunya yang
berjudul Politische Geographie. Konsep itu diberi nama Lebensraum yang
artinya wilayah geografis sebagai sarana bagi organism untuk berkembang. Ia
melihat suatu negara cenderung meluaskan Lebensraum-nya sesuai kekuatan yang ia
miliki.
5. Elsworth Huntington
Geografi adalah studi tentang fenomena pemukaan Bumi
beserta penduduk yang menghuninya. Ia menjelaskan adanya hubungan timbal balik
antara gejala dan sifat-sifat permukaan Bumi dengan penduduknya.
6. Paul Vidal de la Blache
Vidal merupakan pelopor teori posibilisme
(kemungkinan) yang menyatakan bawah lingkungan menawarkan kemunkinan manusia
untuk hidup dan berkembang. Menurutnya, geografi adalah ilmu yang mempelajarai
bagaimana proses produksi dilakukan manusia terhadap kemungkinan yang
ditawarkan oleh alam.
7. Halford Mackinder
Menurut Mackinder, Geografi adalah ilmu yang fungsi
utamanya menyelediki interaksi manusia dalam masyarakat dengan lingkungan yang
berbeda menurut lokasinya.
8. Bintaro
Geografi pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan yang
menceritakan, menerangkan sifat-sifat Bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan
penduduk, serta mempelajari corak yang khas tentang kehidupan dari unsur-unsur
Bumi.
9. Daldjoeni
Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mengajarkan
manusia mencakup tiga hal pokok, yaitu spasial (ruang), ekologi, dan region
(wilayah). Dalam hal spasial, geografi mempelajari persebaran gejala baik yang
alami maupun manusiawai di muka Bumi. Kemudian halam hal ekologi, geografi mempelajari
bagaimana manusia harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Adapun dalam
hal region, geografi memplejari wilayah sebagai tempat tinggal manusia
berdasarkan kesatuan fisiografinya.
Masalah Kependudukan
MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di
Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan. Masalah
kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia
ini. Secara umum, masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu dalam hal kuantitas/jumlah penduduk dan kualitas
penduduknya. Data tentang kualitas dan kuantitas penduduk tersebut dapat
diketahui melalui beberapa cara, diantaranya melalui metode sensus, registrasi,
dan survei penduduk.
Sensus penduduk (cacah jiwa) yaitu pencatatan /
penghitungan penduduk di suatu daerah/negara pada kurun waktu tertentu. Sensus
penduduk biasanya dilakukan tiap 10 tahun sekali.
Berdasarkan
pelaksanaannya/metode pencatatannya, sensus dibedakan menjadi dua, yaitu metode
householder dan metode canvaser.
· Metode Householder : Pada metode ini, pengisian
daftar pertanyaan tentang data kependudukan diserahkan kepada penduduk atau
responden, sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan
diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini hanya dapat
dilakukan pada daerah yang tingkat pendidikan penduduknya relatif tinggi,
karena mereka mampu memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang diserahkan
kepada mereka.
·
Metode
Canvaser : Pada
metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan dilakukan
oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan mewawancarai penduduk atau
responden secara langsung. Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sesuai daftar dan penduduk yang didatangi menjawab secara lisan sesuai dengan
keadaan atau kondisi yang sebenarnya.
Adapun
berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat dibedakan menjadi
sensus de facto dan sensus de jure.
· Sensus De Facto : Pada metode ini, pencatatan
dilakukan oleh petugas pada setiap orang yang ada di daerah tersebut pada saat
sensus diadakan. Metode sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang
menetap ataupun penduduk yang hanya tinggal sementara waktu.
· Sensus De Jure : Pada metode ini, pencatatan
penduduk dilakukan oleh petugas hanya untuk penduduk yang secara resmi tercatat
dan tinggal sebagai penduduk di daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus,
sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang menetap dan penduduk yang
hanya tinggal untuk sementara waktu atau yang belum terdaftar sebagai penduduk
setempat.
Registrasi penduduk yaitu pencatatan data
penduduk yang dilakukan secara terus menerus di kelurahan. Misal: pencatatan
peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian penting yang mengubah status sipil
seseorang sejak lahir sampai mati.
Survai Penduduk : Pengumpulan data yang sifatnya
lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan lebih mendalam.
Pada umumnya survai kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau
dalam bentuk studi kasus. ( Hasil sensus dan registrasi penduduk masih
mempunyai keterbatasan karena hanya menyediakan data statistik kependudukan dan
kurang memberikan informasi, tentang sifat dan perilaku penduduk tersebut.
Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka perlu dilaksanakan survai penduduk.
)
1. Masalah Jumlah Penduduk
Dinamika
Penduduk adalah perubahan / pertumbuhan jumlah penduduk dari waktu ke
waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan
perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah unsur-unsur
dinamika penduduk.) Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk
total.
·
Pertumbuhan
Penduduk Alami adalah
pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian.
Pertumbuhan alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pa = L
– M ( Pa = Pertumbuhan penduduk alami L = Jumlah kelahiran M =
Jumlah kematian )
·
Pertumbuhan
Penduduk Migrasi adalah
pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi
keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut ini : Pm = I – E ( Pm= Pertumbuhan penduduk migrasi I =
Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )
·
Pertumbuhan
Penduduk Total adalah
pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan
migrasi. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan rumus berikut ini :
P = (L – M) + (I – E) ( P = Pertumbuhan penduduk total L = Jumlah
kelahiran M = Jumlah kematian I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )
Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan
jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat
kelahiran bayi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:
· Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR),
adalah angka kelahiran yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk
dalam suatu periode.
· Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR),
adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita
pada usia reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.
Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah
penduduk pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat
kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu:
·
Tingkat
Kematian Kasar (Crude
Death Rate/CDR), adalah angka yang menunjukkan rata-rata kematian perseribu
penduduk dalam satu tahun.
·
Tingkat
Kematian Menurut Umur (Age
Specific Death Rate/ASDR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian
pada kelompok umur tertentu perseribu penduduk dalam kelompok yang sama
· Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR),
adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000
bayi yang lahir hidup.
Besar
kecilnya angka kelahiran (natalitas) dipengaruhi oleh faktor pendorong dan
faktor penghambat kelahiran. Sedangkan tinggi rendahnya angka kematian penduduk
dipengaruhi oleh faktor pendorong dan faktor penghambat kematian
faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :
Faktor pendorong kelahiran (pronatalitas)
· Anggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki.
· Sifat alami manusia yang ingin
melanjutkan keturunan.
·
Pernikahan
usia dini (usia muda).
·
Adanya
anggapan bahwa anak laki-laki lebih tinggi nilainya, jika dibandingkan dengan
anak perempuan, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki anak laki-laki akan
berusaha untuk mempunyai anak laki-laki.
·
Adanya
penilaian yang tinggi terhadap anak, sehingga bagi keluarga yang belum memiliki
anak akan berupaya bagaimana supaya memiliki anak.
Faktor penghambat kelahiran (antinatalitas)
·
Adanya
program Keluarga Berencana (KB).
· Kemajuan di bidang iptek dan
obat-obatan.
· Adanya peraturan pemerintah tentang
pembatasan tunjungan anak bagi PNS.
· Adanya UU perkawinan yang membatasi
dan mengatur usia pernikahan.
· Penundaan usia pernikahan karena
alasan ekonomi, pendidikan dan karir.
· Adanya perasaan malu bila memiliki
banyak anak.
Faktor pendorong kematian (promortalitas)
· Adanya wabah penyakit seperti demam
berdarah, flu burung dan sebagainya.
· Adanya bencana alam seperti gempa
bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
· Kesehatan serta pemenuhan gizi
penduduk yang rendah.
· Adanya peperangan, kecelakaan, dan
sebagainya.
· Tingkat pencemaran yang tinggi
sehingga lingkungan tidak sehat.
Faktor penghambat kematian (antimortalitas)
· Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi
masyarakat yang sudah baik.
· Negara dalam keadaan aman dan tidak
terjadi peperangan.
· Adanya kemajuan iptek di bidang
kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati.
· Adanya pemahaman agama yang kuat
oleh masyarakat sehingga tidak melakukan tindakan bunuh diri atau membunuh
orang lain, karena ajaran agama melarang hal tersebut.
Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk
dari suatu tempat ke tempat lain. Terdiri dari :
Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang
terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi.
· Imigrasi adalah masuknya penduduk asing
yang menetap ke dalam sebuah negara.
·
Emigrasi adalah pindahnya penduduk
keluar negeri untuk menetap di sana.
·
Remigrasi adalah pemulangan kembali
penduduk asing ke negara asalnya.
Migrasi
nasional (migrasi
lokal), terdiri dari:
·
Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk
dari desa ke kota.
·
Transmigrasi yaitu perpindahan penduduk
dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya.
·
Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk
dari kota ke desa untuk menetap di desa.
·
Evakuasi yaitu perpindahan penduduk
untuk menghindari bahaya.
Jumlah
penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya menimbulkan
dampak terhadap kehidupan social ekonomi Indonesia. Beberapa dampak sosial ekonomi
yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:
·
meningkatnya
kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial;
·
meningkatnya
persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja;
·
meningkatnya
angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)
Adapun
usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk
antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
·
Meningkatkan
pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
·
Mempermudah
dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk
segera menikah dapat dihambat.
·
Meningkatkan
wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.
SUMBER
– SUMBER :